Walau tidak mengenakkan, tetapi ujian sungguh berguna untuk mendewasakan kita. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
(Yakobus 1:3)
Ada sebuah dongeng tentang seorang raja yang ingin menguji rakyatnya.
Diceritakan ia meletakkan sebuah batu besar di tengah jalan.
Lewatlah orang pertama di jalan itu. Ketika ia melihat ada batu besar di hadapannya, ia pun menggerutu lalu berbalik.
Kemudian lewatlah orang kedua. Saat ia melihat ada batu besar, ia mengeluh dan memilih mengitari batu.
Lalu datanglah orang ketiga. Ketika melihat batu besar, ia berpikir sebentar lalu menyingkirkan batu besar itu agar tidak menjadi penghalang.
Mengetahui hal itu, sang raja memanggil orang ketiga ke istananya.
Di sana ia memberikan hadiah besar kepada orang ketiga tersebut.
Apa inti dari cerita ini?
Intinya adalah setiap orang bisa memilih mundur, menghindari, ataupun menghadapi tantangan. Hanya, di setiap tantangan yang berhasil dihadapi, ada berkat-berkat tersembunyi yang menanti.
Dalam 1 Raja-raja 19, Elia mengeluh tentang permasalahan yang ia hadapi.
Ia bahkan ingin mati saja daripada harus bertahan dalam cobaan itu.
Allah sungguh mengerti keadaan Elia. Dia mengirim malaikatnya untuk menyediakan makanan dan minuman; bukan hanya agar Elia kenyang, tetapi supaya ia kuat melanjutkan pergumulan dan karya Allah yang dinyatakan dalam hidupnya.
Ujian dan cobaan yang mendera bertubi-tubi mungkin membuat Elia dan kita ingin mati rasanya. Namun, ingatlah bahwa Tuhan menyediakan pertolongan dan berkat-berkat tersembunyi di balik semua itu.
Saat ini saya sedang mengalami ujian.
Ujian kesabaran, ujian emosional, ujian dalam berprilaku.
Dan saya yakin ujian tersebut akan mendatangkan berkat bagi saya.
Awalnya
saat dihadapi dengan ujian seperti ini saya MARAH... Jelas saya MARAH,
SANGAT MARAH. Kesal, sangat kesal. Yes, I Am.. Saking marah dan nya saya
hanya bisa menangis. Tapi sekarang saya belajar menerimanya, mengikuti permainan seperti air mengikuti arusnya mengalir.
Saya percaya, selalu ada berkat Tuhan yang menanti di balik setiap ujian yang dihadapi.
Kita cukup menjelaskan apa yang perlu kita jelaskan. Tapi jika orang tersebut tetap tidak ingin mengetahui apa yang kita jelaska, ya sudahlah, tidak ada gunanya berdebat yang tidak berujung. Suatu saat akan terjawab dengan sendirinya.
Dan jangan juga membalas. Seperti ada tertulis, "Pembalasan bukanlah hak manusia, tetapi adalah hakNYA"