Booking.com

Sunday, November 20, 2011

Pagi ini saya membaca sebuah cerita dimana cerita ini adalah nyata alias true story. Cerita ini menceritakan kesetiaan seorang suami kepada istrinya yang saat itu sedang sakit.

Figur seorang suami yang saya maksud itu adalah Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yang sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment Bisa dibilang, beliau adalah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia.

Di usianya yang 60 tahun-an, Pak Suyatno dengan sabar dan penuh cinta kasih merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.

Saat istrinya melahirkan anak yang ke-empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Pada tahun ke-tiga setelah kejadian itu, mendadak seluruh tubuh istrinya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat kerja, Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Siang hari Pak Suyatno pun pulang sejenak untuk menyuapi istrinya makan. Sore hari setelah memandikan istrinya, Pak Suyatno menemani istrinya bercengkrama dan ia menceritakan kepada istrinya yang ia lakukan pada hari itu. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan.

Rutinitas ini sudah dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Suatu hari, saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya. Dengan kalimat yang cukup hati-hati, si anak sulung berkata:

“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bapak,...." Ucap si Sulung sambil berlinang air mata.

“Sudah kesekian kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.

Namun, apa yang dijawab oleh Pak Suyatno? Sesuatu jawaban yang mendalam, yang saya rasa mungkin tidak semua laki-laki di dunia ini bisa menjawab hal yang sama.

”Anak-anakku, Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian, kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.”

Suatu hari, Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan ditengah acara, presenter mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno: "Bagaimana Pak Suyatno mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa"

Pak Suyatno pun menjawab:

“Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan."

"Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya dan sewaktu dia sehat dia pun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati nya bukan dengan mata. Dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu. Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit”

”Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya. BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.

Guys.. ini bukanlah sekedar dongeng atau karangan semata, ini adalah kisah nyata dimana Cinta itu benar adanya. Tapi tergantung kita sendiri apakah tetap berkomitmen atau tidak.
Categories:

1 comment:

  1. miris dan berlinang airmata bacanya
    dan apabila di kembalikan pada kehidupan kita sendiri...

    ReplyDelete

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!